Search by Google

Custom Search

Duit Bux

create your own banner at mybannermaker.com!
Copy this code to your website to display this banner!

Rabu, 19 September 2007

C O L O R

Pengantar
Warna adalah salah satu bagian/elemen terpenting dalam Arsitektur. warna dapat membangkitkan kesegaran dan aroma pada setiap manusia. Siapapun orangnya di dunia ini selalu mempergunakan warna, baik untuk keperluan praktis maupun untuk keperluan ekspresi. Seperti pemilihan penggunaan warna untuk rumah, baju, kursi, atau benda-benda rumah tangga lainnya adalah beberapa contoh warna yang digunakan untuk keperluan praktis.
Warna adalah corak, intensitas dan nada pada permukaan suatu bentuk. Warna adalah atribut yang paling mencolok yang membedakan suatu bentuk terhadap lingkungannya. Warna juga mempengaruhi bobot visual suatu bentuk.
Warna juga dapat mengungkapkan sebuah ekspresi. Dimana warna itu sendiri mempunyai sifat-sifat psikologis tertentu seperti warna panas, warna dingin, warna sejuk, warna hangat, warna gelap, warna terang dan sebagainya.
Warna dapat dihayati secara emosional (perasaan) dan secara intelektual (pemikiran), karena itu warna merupakan elemen yang paling umum diasosiasikan dengan estetika. Penampilan warna selalu ditentukan dengan kehadiran warna, disamping pengaruh dari bahan dimana warna itu diterapkan. Pengenalan mengenai warna ini tidak hanya melalui jalan teoritis saja, tetapi juga harus melalui latihan yang kontinyu. Untuk itu perlu mengetahui petunjuk-petunjuk teoritis agar latihan itu dapat mencapai sasaran.
Permulaan Penggunaan Warna
Sejak jaman batu dan perunggu, manusia telah mengenal akan warna dengan mempergunakan pigment atau dekorasi-dekorasi badan atau penggambaran digua-gua. Bangsa Yunani dan Romawi, yang membatasi penggunaan warna pigment hitam, putih, kuning dan merah.
Pada wilayah lain, bangsa Mesir mempergunakan pigment biru dan hijau yang pada masa itu belum diketahui susunan sebenarnya dari mana asal warna biru dan hijau itu. Tetapi bangsa Mesir ketika jaman Pharaoh telah dapat membuat warna -warni dari ramuan pigment yang diperlukan untuk dekorasi di istana raja dan dewa-dewa. Ternyata berdasarkan penyelidikan biru dan hijau itu dikenal dari ramuan Copper Sodium Sillicate yang hingga kini ditulis sebagai "Biru Mesir" (Egyptian Blue). Kemudian bangsa Mesir pun menemukan pigment kuning dan merah dari ramuan tanah liat dengan unsur perekat (cairan gums) dan lilin sebagai penutup permukaan. Arang tumbuk dipergunakan sebagai warna hitam.
Jaman pertengahan, mempergunakan warna/pigment dari ramuan yang berasal dari buah-buahan, kayu dan akar-akaran.
Pada abad ke-18 dan permulaan abad ke-19, berdasarkan penyelidikan kimia ditemukan pigment bitu prusia (Prussian Blue), hijau permata (Emerald Green) dan beberapa dari macam-macam Choromium, sehingga memperkaya koleksi susunan warna pada karya-karya seni abad itu. Dan pada permulaan abad ke -20 kemajuan teknologi memperkaya warna warni pencelupan yang beraneka warna.
Teori Warna Newton
Sir Isaac Newton (1642-1727), menemukan hubungan antara cahaya matahari dan warna. Menurut Newton, cahaya matahari dapat diuraikan menjadi beberapa nada warna yang menunjukkan rangkaian bianglala merah-jingga-kuning-hijau-turqois biru-biru ultramarine-dan violet.
Newton berkeyakinan setiap warna mengandung atom. Untuk warna merah, atom itu berukuran besar, sedangkan untuk warna violet atom itu berbentuk kecil. Untuk warna lainnya besar ataom bergantung kepda pengaruh dari warna merah dan violet itu. Teori ini disebut "teori emisi" dari Newton.
Teori Warna Brewster
Brewster, menetapkan warna merah, kuning dan biru sebagai warna utama (The Primary Colors), karena warna-warna itu merupakan unsur warna tersendiri dan tidak akan didapat dari pencampuran warna apapun.
Diantara warna utama itu terdapat warna kedua (The Secondary Colors) yang merupakan intermedite hues yang didapatkan dari pencampuran pasangan warna utama itu.

GEDUNG WISMA DHARMALA

GEDUNG WISMA DHARMALA
Gedung Wisma Dharmala